Sesuatu hari di suatu desa bernama Desa Aman, Pak Haji yang diketahui selaku orang terkemuka di desa itu lagi bersandar bebas di teras rumahnya. Sembari mencarak kopi, beliau mencermati ladang sawit kepunyaannya yang besar. Tetapi kali ini, bentuk mukanya nampak murung.
Mengapa, Pak Haji? Kenapa sedih hati? pertanyaan Jamal, salah satu anak muda desa yang lazim menolong di ladang.
Pak Haji menghela nafas. Cerang sawit kita lagi tak produktif, Plaza. Harga sawit anjlok slot gacor , pengeluaran kian besar. Tidak tahu bila desa kita dapat maju lagi.
Jamal seketika terkenang narasi dari kakeknya. Pak Haji, sempat dengar narasi mengenai scatter hitam?
Pak Haji berpaling dengan penasaran. Apa itu scatter hitam?
Jadi demikian ini, Pak Haji, tutur Jamal sembari mendekat. Bagi narasi eyang aku, terdapat ikon fantastis di tengah Hutan Batu Gajah. Namanya scatter hitam. Jika dapat menciptakannya, dapat buat ladang sawit produktif, apalagi desa kita jadi banyak raya!
Pak Haji mesem pipih. Ah, itu hanya dongeng.
Tetapi Jamal, dengan antusiasnya, memastikan Pak Haji. Pak Haji, tak terdapat salahnya berupaya. Jika Pak Haji yang berangkat, aku percaya scatter hitam hendak timbul!
Ekspedisi Pak Haji
Sehabis merenung tadi malam, Pak Haji menyudahi buat berangkat ke Hutan Batu Gajah. Beliau tidak mau berserah sedemikian itu saja untuk kampungnya. Ditemani Jamal, Pak Haji bawa bekal ala kadarnya serta mengawali ekspedisi ke hutan itu.
Di tengah hutan, mereka mengalami halangan awal: Bengawan Kering, yang penuh batu- batu runcing. Pak Haji, hati- hati! asyik Jamal dikala memandang Pak Haji nyaris anjlok. Dengan gayung kusen di tangannya, Pak Haji melalui bengawan dengan adem.
Sehabis itu, mereka datang di Ngarai Sepi, di mana suara- suara abnormal berbisik di kuping mereka. Balik saja! Tidak terdapat yang menunggu kamu di mari! Jamal mulai ragu, tetapi Pak Haji mengatakan, Kita telah hingga sepanjang ini. Janganlah mundur saat ini. Mereka meneruskan ekspedisi, menjajaki jejak kaki rusa di tanah.
Pertemuan dengan Scatter Hitam
Kesimpulannya, mereka datang di suatu batu besar yang dikelilingi pohon- pohon berumur. Di atas batu itu, terdapat pahatan dengan sinar gelap buram. Itu ia, Jamal! asyik Pak Haji.
Dikala mendekat, angin cepat seketika bertiup, serta suara besar bergaung. Pak Haji, mengapa anda tiba ke mari?
Pak Haji menanggapi, Saya tiba buat ladang sawitku, buat kampungku. Saya mau memandang seluruh orang di desa hidup mampu.
Suara itu mengatakan, Jika sedemikian itu, putarlah lilitan ini. Tetapi ingat, cuma yang ikhlas hatinya yang hendak memperoleh keberhasilan.
Pak Haji memutar lilitan pahatan itu dengan berkah di hatinya. Lilitan awal, kosong. Lilitan kedua, sedang kosong. Tetapi, pada putaran ketiga, scatter hitam timbul dengan kilauan luar lazim.
Angin menyudahi, serta suara itu mengatakan, Kembalilah ke kampungmu, Pak Haji. Ladang sawitmu hendak produktif, serta keberhasilan hendak melampiri kampungmu.
Mukjizat di Kampung
Kala Pak Haji serta Jamal balik, mereka memandang pergantian besar. Tanah yang sebelumnya kering mulai produktif. Pohon- pohon sawit berhasil rimbun, serta air mengalir dari bengawan kecil di pinggir desa. Masyarakat desa berteriak- teriak, menyanjung Pak Haji atas keberaniannya.
Tetapi, Pak Haji cuma mengatakan, Keberhasilan ini bukan sebab aku saja. Ini hasil berkah serta upaya kita seluruh. Ayo kita piket bersama.
Catatan buat Kampung
Semenjak dikala itu, narasi Pak Haji serta scatter hitam jadi hikayat di Desa Aman. Seluruh orang berlatih kalau kegagahan, berkah, serta kegiatan keras merupakan kunci buat mengganti kodrat.
Serta siapa ketahui? Bisa jadi scatter hitam pragmatic sedang terdapat, menunggu seorang yang lumayan berani buat menciptakannya lagi.